Dari latar belakang budaya, kita bisa melihat aspek budaya dan sosial
yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Di dalam hubungannya dengan agama
yang dianut misalnya, Islam sebagai agama mayoritas dianut masyarakat dalam
menjalankannya sangat kental tradisi budaya Makassar.
(Gambar :
Tradisi Islami Masyarakat Desa Balassuka)
Tradisi budaya Makassar sendiri berkembang dan banyak dipengaruhi
ritual-ritual atau kepercayaan masyarakat sebelum agama Islam masuk. Contoh
yang biasa kita lihat adalah peringatan Maulid, Isra Mi’raj, Syukuran, Tamatan
dan Hajatan serta kegiatan budaya yang sarat dengan tradisi seperti : kegiatan
Anrara Baca, Angnganre Tamma’, Assongka Bala, Abbasse Pare, Ammoto’ Biralle,
A’manca’, A’genggong, A’gambusu’, A’sinrili Akkacapi, Accaccu’, A’bangnga’
Appontu, A’lanja’ Angngamboro’, Antama’ Ribola, Angnganre Pareberu,
A’je’ne-je’ne, Anrara Matere, Appa’dekko, Angngappingang dan lain-lain.
Secara individual di dalam keluarga desa Balassuka, tradisi
Bugis-Makassar lama dipadu dengan agama Islam juga tetap dipegang. Tradisi ini
dilakukan selain sebagai kepercayaan yang masih diyakini sekaligus digunakan
sebagai bagian cara untuk bersosialisasi dan berinteraksi di masyarakat.
Misalnya tradisi Anrara baca dan Angnganre tamma’ dilaksanakan pada saat
seseorang telah mahir dan dinyatakan tamat membaca Al-Qur’an.
Tetapi yang perlu diwaspadai adalah muncul dan berkembangnya pemahaman
keyakinan terhadap agama ataupun kepercayaan tidak berakar dari pemahaman
terhadap tradisi dan budaya masyarakat yang sudah ada. Hal ini mengakibatkan
munculnya kerenggangan sosial di masyarakat dan gesekan antara masyarakat.
Adapun jumlah Institusi Lokal Desa yakni :
a)
Lembaga adat : 1 buah
b)
Lembaga agama : 1 buah
c)
Kelompok tani : 23 klp
d)
Dasa Wisma : 13 buah
e)
Koperasi : 2 buah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar